Jakarta - Mabes Polri diimbau untuk tidak mengekploitasi bakat Briptu Norman Kamaru menjadi seorang artis atau entertainer. Sebab, Briptu Norman adalah prajurit Brimob sejati.
Koordinator Forum Peduli Penegakan Hukum Indonesia (FPPHI) Chaidir Arief menilai, sejak terkenal, Briptu Norman seolah mengalami eksploitasi oleh Polri. Dari satu acara televisi ke acara lainnya, Briptu Norman tampil dengan kawalan khusus dari Korps Brimob dan Divisi Humas Polri.
"Bayangkan dalam sepekan, Norman tampil di satu acara yang sama sampai tiga kali, ini kan sudah termasuk eksploitasi. Bahkan, dia sampai tidak bisa pulang kampung karena undangan televisi sangat padat,".
Seharusnya, Mabes Polri mengatur agar Briptu Norman tidak terlalu sering tampil di televisi atau panggung hiburan. Dalam sepekan, cukup akhir pekan saja Briptu Norman diperbolehkan keluar barak.
"Memang di satu sisi polisi bangga punya artis seperti Briptu Norman, tapi ingat ada ribuan polisi lainnya yang punya bakat tapi tidak diperlakukan seperti itu. Jangan sampai ada kecemburuan sesama prajurit Brimob," seru Chaidir.
Seperti diberitakan, kepulangan Briptu Norman ke Polda Gorontalo, terpaksa diundur dari yang direncanakan Jumat ini menjadi hari Selasa (19/4/2011) pekan depan, karena masih banyaknya permintaan 'show' di Jakarta.
"Kemarin rencananya pulang Jumat ternyata masih banyak yang belum terlayani diundur sampai Selasa pagi. Ada beberapa media yang sangat memerlukan. Tapi untuk main film dan iklan belum. Karena belum siap," jelas Kadiv Humas Anton Bachrul Alam, Kamis (14/4/2011).
Sadar kini Briptu Norman menjadi ikon yang menunjukkan kini Polri menjadi humanis, Anton mengatakan Polri akan mendukung penuh Briptu Norman dengan memberikan pendidikan khusus untuk memoles bakat entertainment Norman.
"Kita latih dulu, sekolahkan, yang bagus supaya dia ngomong-nya enak. Mau disekolahkan akting, punya keterampilan sendiri dalam rangka strategi polri kemitraan. Aset yang harus dirawat. Sekolah entertain begitulah. Terutama gaya entertain yang tampil di depan," terang Anton. [nic]
Koordinator Forum Peduli Penegakan Hukum Indonesia (FPPHI) Chaidir Arief menilai, sejak terkenal, Briptu Norman seolah mengalami eksploitasi oleh Polri. Dari satu acara televisi ke acara lainnya, Briptu Norman tampil dengan kawalan khusus dari Korps Brimob dan Divisi Humas Polri.
"Bayangkan dalam sepekan, Norman tampil di satu acara yang sama sampai tiga kali, ini kan sudah termasuk eksploitasi. Bahkan, dia sampai tidak bisa pulang kampung karena undangan televisi sangat padat,".
Seharusnya, Mabes Polri mengatur agar Briptu Norman tidak terlalu sering tampil di televisi atau panggung hiburan. Dalam sepekan, cukup akhir pekan saja Briptu Norman diperbolehkan keluar barak.
"Memang di satu sisi polisi bangga punya artis seperti Briptu Norman, tapi ingat ada ribuan polisi lainnya yang punya bakat tapi tidak diperlakukan seperti itu. Jangan sampai ada kecemburuan sesama prajurit Brimob," seru Chaidir.
Seperti diberitakan, kepulangan Briptu Norman ke Polda Gorontalo, terpaksa diundur dari yang direncanakan Jumat ini menjadi hari Selasa (19/4/2011) pekan depan, karena masih banyaknya permintaan 'show' di Jakarta.
"Kemarin rencananya pulang Jumat ternyata masih banyak yang belum terlayani diundur sampai Selasa pagi. Ada beberapa media yang sangat memerlukan. Tapi untuk main film dan iklan belum. Karena belum siap," jelas Kadiv Humas Anton Bachrul Alam, Kamis (14/4/2011).
Sadar kini Briptu Norman menjadi ikon yang menunjukkan kini Polri menjadi humanis, Anton mengatakan Polri akan mendukung penuh Briptu Norman dengan memberikan pendidikan khusus untuk memoles bakat entertainment Norman.
"Kita latih dulu, sekolahkan, yang bagus supaya dia ngomong-nya enak. Mau disekolahkan akting, punya keterampilan sendiri dalam rangka strategi polri kemitraan. Aset yang harus dirawat. Sekolah entertain begitulah. Terutama gaya entertain yang tampil di depan," terang Anton. [nic]
0 komentar:
Posting Komentar